Pages

Minggu, 30 Oktober 2011

PERUBAHAN DAN PERKEMBANGAN ORGANISASI

perubahan dan perkembangan organisasi terjadi karena tidak tercapainya tujuan bersama, atau perubahan struktur karena ingin merevolusi bentuk organisasi sebelumnya.

pembahasanya adalah resuffle kabinet bersatu II.perombakan dalam menteri kabinet RI ini, di lakukan karena menurut presiden SBY kinerja yang di lakukan kurang memuaskan, dan kemungkinan adanya tindak korupsi di lingkungan menteri di kabinet indonesia. dengan ditunjangnya dengan tidak profesionalnya menteri yang berlatar belakang partai, dan pemerintahan SBY yang juga di nilai terlalu banyak meminculkan isu perombakan kabinet. Hal itu menunjukkan besarnya tarik menarik dalam koalisi pemerintahan yang digalang SBY. dengan adanya resuffle ini beberapa menteri yang lama kemungkinan akan di ganti dengan yang baru.

selang setelah persentasi kelompok 5 dan 6, malamnya di bacakan menteri yang baru dan wakil menteri, di sini saya melihat dan mendengarkan bapak presiden SBY membacakan menteri yang baru, ada beberapa menteri yang baru adalah berlatar belakang dari perguruan tinggi. dan mudah mudahan di gantinya menteri yang lama dengan yang baru berharap kinerjanya lebih bagus, dan mewudjudkan tujuan negara yang tertunda.

reshuffle terjadi haruslah dilihat dari kinerja dan kontribusinya di bidang itu, jangan dilihat dari ketidak sukaan terhadap seseorang, karena tujuan reshuffle adalah untuk menjadikan organisasi atau cabinet menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. dan keputusan yang di ambil harus profesional dengan meresuffle suatu kabinet itu.

KOMUNIKASI ITU PENTING DALAM ORGANISASI

komunikasi di sebuah organisasi itu sangat penting, banyak hal yang di katakan karena adanya komunikasi, seperti berinteraksi dengan orang di sekitar kita. di dalam organisasi bila tidak adanya komunikasi bisa akan terjadi kesalah pahaman atau pertengkaran di antara anggota satu dangan anggota lainnya.

komunikasi dapat di bagi menjadi 3 kategori :

1. komunikasi antar pribadi
komunikasi ini untuk mencapai tujuan bersama dangan pengertian yang sama.
2. komunikasi kelompok
komunikasi ini berbeda dengan komunikasi kelompok, komunikasi ini menjadi luas karena dalam penyampaian informasinya.
3. komunikasi massa
komunikasi ini dapat menggunakan alat media seperti alat cetak dll.

pembahasannya adalah ketika stadion Jakabaring di Palembang diusulkan akan di ubah namanya menjadi gelora SBY karena akan di adakannya SEA Games. di sini terjadi kurangnya komunikasi antar pemimpin dengan anggotanya. suporter sriwijaya pun menolak keras dengan penggantian nama itu, karena kurangnya komunikasi antar masyarakat sekitar juga. komunikasi ini seharusnya di musyawarahkan atau bertatap muka langsung dari pihak pihak yang terkait, agar tidak terjadi pertikaian di antara anggota.

Senin, 17 Oktober 2011

PENGAMBILAN KEPUTUSAN.

Sebuah pengambilan keputusan sangat penting dalam suatu organisasi, keputusan ini dapat berdampak baik atau buruk, keputusan ini sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran, yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang sedang di hadapinya.

Ada beberapa dasar pengambilan keputusan antara lain :

1. Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi.
keputusan ini bersihat subjektif, mudah terkena sugesti, pengaruh luar atau faktor kejiwaan lain.
2. Pengambilan keputusan rasional.
masalah-masalah yang di hadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional.
3. Pengambilan keputusan secara fakta.
keputusan ini sangat sulit untuk memadainya, membutuhkan bukti bukti yang kuat, dan sejumlah fakta, dan keputusan ini sangat baik dan solid.
4. Pengambilan keputusan secara pengalaman.
keputusan ini harus di dasari pengetahuan pengalaman, yang mampu memperkirakan latar belakang masalah, dan cara penyelesaianya.
5. Pengambilan keputusan secara wewenang.
jadi keputusan ini di berikan kepada pemimpin sebuah organisasi, dalam rangka tercapainya tujuan organisasi.

pembahasannya adalah re-suffle kabinet, keputusan secara tiba tiba ini yang dapat merombak struktur organisasinya, tanpa ada konfirmasi dari sejumlah pihak. Dalam hal ini presiden mengambil keputusan wewenang, karena keputusan ada di tangan seorang pemimpin yaitu presiden. Di sini presiden mempunyai pemikiran sendiri dalam meresuffle kabinetnya walaupun ada beberapa saran yang di terimanya. jadi sebuah pemimpin harus bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, mengetahui yang baik dan buruk bagi setiap anggotanya atau warganya, dan demi tercapainya tujuan organisasi yang lebih efektif dan efisien.

Senin, 10 Oktober 2011

KONFLIK DI DALAM ORGANISASI

Sambungan dari sebuah arti organisasi dalam masyarakat, adalah konflik yang sering terjadi di antara anggota, yang di karenakan adanya masalah - masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi. Jadi arti kata dari konflik itu adalah segala macam interaksi pertentangan antara hubungan satu pihak dengan lain pihak. Jenis konflik pun di bagi 3, sebagai berikut :

1. Konflik dapat dilihat dari fungsi

2. Konflik di lihat dari pihak yang terlibat di dalamnya
A. Konflik dalam diri individu
B. Konflik antar individu
C. Konflik antara individu dengan kelompok
D. Konflik antar kelompok di dalam organisasi yang sama
E. Konflik antar organisasi
F. Konflik antar individu dalam organisasi berbeda

3. Konflik dilihat dari posisi seseorang dalam struktur organisasi
A. Konflik Vertikal : konflik yang terjadi antar mereka yang memiliki kedudukan yang tidak sama dalam organisasi
B. Konflik Horizontal : konflik yang terjadi antar mereka yang memiliki kedudukan yang sama dalam organisasi
C. Konflik Garis – Staff : konflik yang terjadi antara karyawan lini yang biasanya memegang posisi komando, dengan pejabat staf
D. Konflik Peran : konflik yang terjadi karena seseorang memiliki lebih dari satu peran yang saling bertentangan.

Pembahasan kali ini yang berkaitan dengan materi adalan kasus nazarudin, yang terkait dengan korupsi uang hingga milyaran rupiah. Di sini nazaruddin termasuk ke dalam konflik komplikasi, yang mengaitkan banyak orang di sekitarnya, hingga dapat merugikan semua banyak pihak. Ini terjadi karena keamanan yang tidak lengkap dan kurangnya komunikasi antara satu sama lainnya. Dan seharusnya tikus tikus koruptor ini segera di basmi di negara ini dengan menginteropeksi dari kejadian – kejadian yang lalu.

PENTINGNYA ORGANISASI DALAM MASYARAKAT

Organisasi adalah sebuah wadah untuk masyarakat menyalurkan inspirasinya dengan visi dan misi yang sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Organisasi ini di bentuk karena mempunyai sesuatu kesamaan yang dapat di kembangkan menjadi lebih bermanfaat. Jenis organisasi pun di bagi menjadi 2, yaitu :

1. Formal dan Informal
Organisasi formal memiliki struktur yang baik menerangkan secara detail yang dari setiap divisinya memliki tanggung jawab yang sangat tinggi. Contohnya seperti perusahaan besar,universitas. Dan organisasi informal sebaliknya tidak memiliki struktur maupun keanggotaan yang jelas, contohnya adalah keluarga

2. Profit dan Non-Profit
Organisasi profit yaitu organisasi yang memiliki tujuan utama hanya untuk mencari keuntungan. Contohnya sekolah, rumah sakit, dll. Sedangkan dari Organisasi non profit adalah organisasi yang tidak mencari keuntungan, Seperti : organisasi di bidang keagamaan.

Organisasi yang sedang marak maraknya di perbincangkan adalah fpi (front pembela islam). Awalnya saya fikir organisasi ini adalah contoh yang baik, karena dari sebuah nama saja sudah mencerminkan pribadi organisasi itu. Dan saya sering melihat organisasi ini menertibkan klub malam, atau tindakan tindakan maksiat yang bertentangan dengan ajaran islam. Dengan seiring berjalannya waktu hari demi hari berlalu tindakan fpi ini mulai meresahkan masyarakat, dan di klaim suka main hakim sendiri, atau perusakan milik hak orang lain. Dan pada kenyataannya tindakan fpi bersilang atau berbalik dengan ajaran islam. Satu demi persatu pun orang di dalam organisasi pun keluar dari fpi ini karena tidak sesuai dengan cara hidup mereka yang selalu bertindak anarkis, setiap ada suatu masalah.

Minggu, 02 Oktober 2011

PROSES YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI

Teori Organisasi Umum

PROSES YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI


Kelompok 3 :

Ahmad Qadafi (10110409)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di besarnya ibukota, tidak dapat disangkal lagi organisasi entah itu besar atau kecil. Kondisi ini di pengaruh oleh pesatnya perkembangan dan di perlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, agar sistematis organisasi berjalan lancar.
Pengambilan keputusan dilakukan oleh seorang petinggi dalam suatu organisasi seperti seorang manajer atau administrator. Kegiatan pengambilan keputusan meliputi pengidentifikasian masalah, mencari jalan keluar terbaik, dan alternative keputusan. Seorang pemimpin dalam membuat keputusan sesuai dengan pengalaman dan penguasaan masalah tersebut. Itu dapat mempengaruhi kualitas keputusan yang di buat. Sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.
Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen. Misalnya, dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan.

Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari kegiatan administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda organisasi dapat segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi.

1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan ?
2. Apakah tujuan dari pengambilan keputusan?
3. Apakah yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan?
4 Faktor apakah yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan?
5.Apa sajakah jenis-jenis pengmbilan keputusan dalam organisasi?
6. Bagaimana proses pengambilan keputusan itu ?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari pengambilan keputusan.
2. Mengetahui tujuan pengambilan keputusan.
3. Mengetahui dasar yang menjadi pengambilan keputusan.
4. Mengetahui faktor-f aktor pengambilan keputusan.
5. Mengetahui jenis-jenis pengambilan keputusan.
6. Mengetahui bagaimana proses pengambilan keputusan.

1.4. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah studi pustaka dan pencarian di internet.




1.5. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Metode Penulisan
1.5. Sistematika Penulisan

BAB II ISI
2.1. Definisi Pengambilan Keputusan
2.2. Tujuan Pengambilan Keputusan
2.3. Dasar dan Faktor Pengambilan Keputusan
2.4. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan
2.5. Keputusan Individual dan Kelompok
2.6. Proses Pengambilan Keputusan

BAB III STUDI KASUS

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN







BAB II
ISI

2.1. Definisi Pengambilan Keputusan

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.


Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
2.2. Tujuan Pengambilan Keputusan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.

2.3. Dasar Pengambilan Keputusan
2.3.1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi

Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.




2.3.2. Pengambilan Keputusan Rasional

Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.

2.3.3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta

Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.

2.3.4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman

Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.

2.3.5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang

Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.






2.4. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurutTerry, yaitu :
a) Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b) Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c) Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi.
d) Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
e) Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
f) Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g) Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
h) Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i) Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.


2.5. Keputusan Individual dan Kelompok
Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan kelompok dibedakan dalam :
a) Sekelompok pimpinan
b) Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.
c) Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan kelompok
  1. Keputusan yang dibuat oleh seseorang
Kebaikannya antara lain :
1. Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan dari rekan lainnya.
2. Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
3. Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan yang tinggi dan berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar kemungkinan tepat.
Kelemahannya antara lain :
1. Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan.
2. Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang lain seringkali kurang tepat.
3. Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan seorang diri.
  1. Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang
Kelebihannya antara lain :
1. Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi
2. Pertimbangannya akan lebih matang
3. Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung secara bersama.
Kelemahannya antara lain :
1. Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat
2. Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatan-perdebatan
3. Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan saling melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan.
Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian menyatakan bahwa ada tiga kekuatan yang selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu :
1. Dinamika individu di dalam organisasi
Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah
pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat, pendidikan yang tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh yang besar terhadap bawahannya
2. Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi
Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin hendaknya mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.
3. Dinamika lingkungan organisasi
Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk diperhatikan. Antara organisasi dan lingkungan itu saling mempemgaruhi.


2.6. Proses Pengambilan Keputusan
Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi :
  1. Identifikasi masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di dalam suatu organisasi.
  1. Pengumpulan dan penganalisis data
Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada.
  1. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian:
    • Perkiraan dalam arti Proyeksi
Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun secara kronologis.
    • Perkiraan dalam arti prediksi
Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.
    • Perkiraan dalam arti konjeksi
Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan.
  1. Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
  1. Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain.
  1. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat.


BAB III
STUDI KASUS

Kasus yang sedang marak akhir-akhir ini adalah tentang rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk me-reshuffle Kabinet Bersatu Jilid II yang sebentar lagi akan genap 2 tahun masa jabatannya yaitu pada 20 Oktober 2011 mendatang. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai bahwa kinerja beberapa menteri yang duduk di kabinetnya sekarang telah dianggap cukup pengabdiannya. Sehingga perlu dicari penggantinya. Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, reshuffle yang dilakukan demi perbaikan kinerja pemerintahan pada sisa waktu masa jabatan tiga tahun ke depan. "Sehingga reshuffle yang insya Allah, akan saya lakukan sebelum genap dua tahun pemerintahan ini, 20 Oktober mendatang, didasarkan atas pertimbangan pertimbangan yang logis, rasional. Seperti itu," kata SBY seperti ditulis situs kepresidenan.
Namun banyak pihak yang mempertanyakan apakah benar Presiden sebagai kepala Negara Republik Indonesia telah mengambil keputusan secara logis dan rasional, atau hanya pengambilan keputusan secara wewenang yang dinilai untuk sekedar pencitraan belaka dan cenderung dictactoral. Ekonom Senior Econit, Hendri Saparaini, menilai pelaksanaan reshuffle kabinet dilakukan tanpa tolak ukur jelas, langkah evaluasi menteri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dilakukan secara tiba-tiba tanpa pernah memberikan surat peringatan (SP) terlebih dulu. Santer terdengar, menteri yang selingkuh bakal diganti sebab melakukan perbuatan tercela. Adapun menteri yang disebut terlibat korupsi tidak dicopot dan hanya digeser ke kementerian lain, karena memiliki kedekatan dengan presiden. Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti menambahkan bahwa jika kondisi itu dibiarkan, maka kepercayaan masyarakat kepada pemerintah bisa runtuh. Karena berbagai kebijakan penguasa tidak lagi berpihak pada rakyat. Sehingga proses reshuffle kabinet tidak banyak membantu perbaikan kinerja pemerintahan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diharapkan bisa bersikap adil dalam pengambilan keputusan untuk melakukan reshuffle. Pengambilan keputusan seperti yang telah kami paparkan seharusnya didukung oleh beberapa fakta dan memiliki bukti otentik yang jelas. Serta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diharapkan mempertimbangkan faktor-faktor dalam pengambilan keputusan, seperti yang diutarakan Terry yaitu setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi atau Negara.

















BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari penjelasan yang telah kami paparkan dalam makalah ini dapat kami simpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu tindakan yang sengaja, tidak secara kebetulan dan tidak boleh sembarangan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi suatu organisasi. Dimana pengambilan keputusan ini ditanggung dan diputuskan oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan dan untuk menghasilkan keputusan yang baik itu sangat dibutuhkan informasi yang lengkap mengenai permasalahan, inti masalah, penyelesaian masalah, dan konsekuensi dari keputusan yang diambil.
Selain informasi, dalam penyelesaian masalah pun dibutuhkan perumusan masalah dengan baik. Kemudian dibuatkan alternatif-alternatif keputusan masalah yang disertai dengan konsekuensi positif dan negatif. Jika semua hal itu dapat dikemukakan dan dicari secara tepat, masalah tersebut akan lebih mudah untuk diselesaikan.
Dalam makalah ini kami mengambil contoh kasus yang sedang terjadi pada saat ini, yaitu tentang rencana Presiden untuk me-reshuffle Kabinet Bersatu Jilid II, yang pada intinya Presiden Republik Indonesia mengambil keputusan secara wewenang dan pengalaman. Namun, pengambilan tersebut masih belum mempertimbangkan faktor-faktor pengambilan keputusan. Hal tersebut masih belum sesuai dengan dasar teori pengambilan keputusan, sehingga menuai banyak pro dan kontra dari berbagai kalangan. Kita berharap semoga Presiden Republik Indonesia selaku Pemimpin Tertinggi di Negara ini dapat memberikan hasil pengambilan keputusan yang terbaik.





DAFTAR PUSTAKA

Kasim, Azhar. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI. 1995
Syamsi, Ibnu. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara. 1989
http://politik.vivanews.com/news/ diakses Kamis, 29 September 2011